Sunday, August 11, 2002

Kuliah Motion Graphic

posted at Designcampur mailing list

Program D1-D4 (diberi nama College/Akademi) model pembelajaran diarahkan ke bentuk praktis sehingga ini sangat sesuai untuk mereka yg ingin terjun sebagai praktisi. Contoh sederhananya, kebanyakan sekolah di Amrik untuk GD yg terbaik berbentuk College (Art Center College of Design, Academy of Art College, dll).

Program S1 (diberi nama Universitas) ditargetkan agar orang yg belajar di situ akan keluar sebagai seorang akademisi/teoritisi yg outputnya lebih ke arah pengajaran, membuat buku, dll.

Program pendek 1-2 tahun mengarahkan outputnya lebih ke arah junior desainer/desainer. Sedang program panjang 3-4 th mempersiapkan output siswanya ke pembentukan 'pola pikir' sehingga mereka cocok untuk menjadi 'leader', pada pekerjaan mereka setara dengan 'art director'.

Sayangnya di Indonesia, model pendidikan ini kacau balau dan nggak jelas. S1 di Indonesia membuang hampir separo waktunya untuk mempelajari hal-hal yg tidak digunakan di lapangan (Pancasila, IBD, ISD, dll). Bahkan yg akan berguna di lapangan seperti pelajaran Sejarah pun diberikan dengan sangat menyebalkan dan siswa disuruh menghafalkan hingga saat lulus ilmu ini sama sekali tidak berguna, dan kalo nggak salah ini diberikan hingga 8 semester.

Problemnya, saat mereka lulus dan mau bekerja, banyak hal-hal yg tidak dikuasai secara praktis, sehingga hampir tidak mungkin untuk mempekerjakan lulusan S1 langsung setara dengan 'art director'.

Kurikulum Digital Studio dirancang untuk menjawab kebutuhan tenaga praktis di Indonesia. Oleh karena itu, setiap tahun kita selalu berdiskusi dengan pelaku industri untuk menentukan perbaikan dan upgrade dari perkembangan ilmu dan teknologi yg digunakan di lapangan. Program D1 di Digital Studio diharapkan outputnya adalah 'graphic designer', bukan 'art director'. Jadi ini perlu dipahami dengan jelas. Kita sekarang sedang mempersiapkan konsep studi yg lebih panjang (3-4 th) dan di situ target dari output adalah kemampuan untuk menjadi art director, sehingga selain kemampuan teknis, juga dipersiapkan kemampuan teamwork, leadership, entrepreneurship, dll.

Jika Anda bertanya apakah Anda bakal kalah/obsolete? Jawabannya adalah IYA! Karena sekolah HANYA mampu memberikan ilmu yg sekarang ada, bukan yg bakal ada 3-5 tahun mendatang. Saat ini dari analisa saya, makin lama kita makin cepat menjadi obsolete. Jika Anda tidak memiliki sikap yg terus belajar, maka nggak peduli S1, S2, juga tetap aja bakal ketinggalan dengan anak SMA. Ini sudah saya saksikan di lapangan. Editor/compositor terbaik di Jkt ada yg lulusan SMA dan ditambahkan ikutan workshop singkat aja bisa menghasilkan gaji 10 jt/bln. Bahkan yg S2/S3 pun nggak ada yg menang.

Q: Sebuah design/karya yang baik harus memiliki sebuah konsep yang kuat juga... Konsep yang kuat itu bukan hanya dapat dimengerti oleh si pembuatnya doang, tapi juga harus dapat langsung ditangkap oleh audience yang bakal kita tuju.

A: Good point! Ini faktanya, di masa belajar awal, mayoritas orang belajar jika 'fun'. Dalam hal ini adalah desain yang bebas bereksplorasi tanpa beban apakah bisa dioutput, target market, dll. Pokoknya yg penting keren dan bagus. Mental ini perlu dibentuk sejak awal agar siswa memiliki keberanian bereksplorasi (ingat saat kita kecil selalu penuh dengan fantasi). Kemudian semasa studi, perlahan-lahan sikap tersebut diarahkan untuk menghasilkan karya yg bertanggung jawab, apakah sesuai dengan kebutuhan klien, target komunikasi, bisa diproduksi, biaya masuk, dll. Jadi kedua hal tsb seharusnya built-in di dalam kurikulum. Di Digital Studio, kita membuat setiap kuartal dari pelajaran dengan model ini. Di kuartal I, siswa bebas bereksplorasi dan beranjak ke kuartal III dibuat makin bertanggung jawab.

Q: Nah, pada kuliah D1 kebanyakan hanya mengajarkan pada segi teknis dalam berkarya/membuat sebuah design. Nggak kayak di S1, dimana mahasiswa selain dituntut
buat bisa berkarya secara teknis juga ditekankan pada konsep karya yang akan mereka buat.

A: Dengan durasi studi 4 th memang ini output yg diharapkan. Sebagai art director, ia harus mampu mengarahkan dan bertanggung jawab thp proyek secara keseluruhan. Apakah ini hanya bisa dipelajari di sekolah dan nggak bisa dipelajari di lapangan? Bisa saja, tergantung apakah orang tersebut mau maju dan menggali.

Q: Kuliah S1 itu juga nggak cuma belajar tentang bikin design dan konsep aja, tapi juga cara memandang pasar atau sasaran yang akan kita tuju, strategi periklanan, manajemen periklanan, copywriting, audio visual, masih buanyaaaaaakkkk dehhhhh....

Di Indonesia yang namanya Studi Komunikasi Visual sebenarnya terlalu luas untuk dipelajari. Yg ada adalah a little bit about everything dan begitu sampai ke eksekusi, masih terlalu banyak bolongnya. Komunikasi Visual seharusnya adalah Fakultas, bukan Jurusan. Masalah mana yg lebih tepat untuk setiap orang, menurut saya nggak sama. Ada orang yg tertarik belajar secara generalis dan tahu secara umum nggak perlu detailnya. Ada pula yang ingin belajar secara mendetail di bidang yg ingin diterjuni.

Semoga membantu.
______________
Andi S. Boediman
Digital Studio

No comments:

Post a Comment